Dra.Hj.Ngesti Yuni Suprapti

Selasa, 28 Oktober 2008

PEMUDA BERSUMPAH

MINUM AIR DIDALAM GELAS,

AIR TUMPAH DI ATAS HONDA,

KALAU TAK KHILAF GURU DI KELAS,
INILAH HARI SUMPAH PEMUDA

Selasa, 14 Oktober 2008

SUMBUNG BENU...

Awak ni sumbung benu yow...beso cakap awak sekarang, awak meremehkan orang lain, sekarang awak buleh cakap macam tuk, cube awak liat dulu awak tuk sape? ndok isek urang pandong awak...seharusnye awak belojo dori kehidupan awak duluk, bukan jadi sumbung dengan beso cakap macam ni...


Banyak dari kita yang sebenarnya ingin mengatakan hal seperti percakapan diatas, namun rasa tak enak hati, segan, malu dan atau terlalu mencampuri urusan orang lain selalu menghantui, padahal apabila disampaikan bukan tidak mungkin akan mengena kepada orang yang lupa diri, lupa masa lalu, lupa akan siapa dirinya dulu. Hanya konsekuensi yang harus kita terima adalah kita akan dimusuhi atau diangap tidak mendukung dia, ujung-ujungnya kita dianggap pula jadi tidak bersahabat dengan dirinya.


Mungkin dalam hal ini penyampaian yang harus kita atur sedemikian rupa agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Mungkin....

Selasa, 07 Oktober 2008

Industri Kecil Natuna Yang Tertatih

Kalau dibanding jenis produk indusri kecil ( home industry ) Natuna dengan daerah lain, sebenarnya tak kalah juga, bahkan dari segi cita rasa produk Natuna mempunyai ciri khas yang semua lidah masyarakat boleh terima, tanpa pengawet, semua serba alami.

Beberapa kesulitan yang kerap dijumpai dalam memperkenal produk Natuna adalah dalam hal pemasaran dan kemasan. Seperti yang diketahui pemasaran adalah persoalan yang hampir semua produk lokal yang bersifat kedaerahan. Ongkos produksi dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan produk kadangkala membuat harga jual menjadi tinggi, padahal pasar yang dituju masih lokal, yang notabene daya beli masih terbatas sehingga sulit menutupi ongkos produksi.

Hal lain yang membuat produk industri kecil Natuna sulit mencapai titik maksimal, baik dari segi pemasaran maupun kemasan adalah persaingan produk yang serupa. Seperti yang diketahui Kabupaten Natuna yang terdiri dari pulau-pulau memepunyai cita rasa tersendiri yang sudah melekat dihati masyakatnya, sehingga agak kesulitan menerima cita rasa dari daerah lain, kecuali produk tersebut memang sudah sangat populer dikalangan masyakat yang berbeda daerah.

Dari segi kualitas diakui memang belum ada tolok ukurnya, hal ini berkaitan dengan cita rasa yang sudah menjadi ciri dari produk yang dihasilkan. Hanya saja dalam memasuki pasar ada bebarapa hal yang sudah menjadi standar nasional, seperti, labelisasi, Standar Nasional Indonesia (SNI), sertifikasi halal, tanda daftar dari Depkes, Nomor Industri Rumah Tangga ( NIPRT ), Barcode, Tanda Expire, Merk dan lain sebagainya. Adapun persyaratan ini sudah mutlak ada pada kemasan, hal inilah yang sering menjadi kendala ketika akan memasuki pasar yang lebih luas.

Dari segi promosi, produks industri kecil Natuna termasuk paling sering dicari, akan tetapi peminat hanya sebatas konsumen lokal yang berada diluar Natuna, mereka tak lebih dari bernostalgia akan produk Natuna. memang riskan dengan kondisi seperti ini dan inilah tantangan yang harus dihadapi. Perlu ada rencana tindak yang konkrit dan dukungan dari lapisan masyarakat sangat menentukan, disamping pelaku industri kecil yang lebih berperan dalam memasarkan produk-produk mereka dan melihat peluang pasar yang ada serta berkoordinasi dengan instansi terkait.








Senin, 06 Oktober 2008

KENAPA YA...

Suatu hari saya menghadiri sebuah acara hajatan bersama seorang teman, tiba-tiba teman saya itu meminta kepada saya untuk pulang segera, padahal kami baru saja tiba dirumah orang yang punya hajatan...begitu ngototnya teman saya untuk pulang, bahkan kalau saya tidak pulang, dia ingin pulang sendiri tanpa mengikuti acara yang belum dimulai tersebut. Tanpa pamit dengan tuan rumah teman saya itu pulang kerumah, dan saya tetap mengikuti sampai acara hajatan selesai.

Setibanya dirumah saya lalu bertanya kepada teman saya itu, kenapa dia buru-buru pulang bahkan belum sempat masuk kedalam rumah yang punya hajatan. Selidik bertanya Ooooo...ternyata baju yang dia kenakan sama dengan salah satu tamu yang ada pada acara tersebut. MALU katanya...hmmm....alasan yang sering kita temukan pada masyarakat kita. Beberapa hari kemudian saya bertanya dengan seorang ibu-ibu. " bu kalau ibu jumpa dengan orang yang memakai baju yang sama dengan ibu sekarang, apa yang ibu lakukan?" ibu itu menjawab" saya langsung pulang dan ganti baju lain." Lalu saya bertanya lagi" kenapa harus ganti baju bu?" . Ibu itu menjawab," ya malu lah, masa baju kita sama dengan orang lain."

Heran juga ya, kenapa kita jadi malu. Padahal kalau kita pakai baju seragam, entah itu seragam olah raga, seragam baju kurung dan seragam-seragam lainnya, kita tidak malu bahkan bangga mengenakannya. Nah kembali dengan alasan malu tadi, kenapa ya kita jadi malu? lalu saya berpikir apakah perasan ini ada pada semua orang ?. Kemudian ada juga segelintir orang yang memakai baju, terus pamer kepada semua orang dengan mengatakan bahwa bajunya ini sama yang dikenakan oleh seorang yang sangat berpengaruh atau seorang pemimpin besar. Dia bangga sekali. Dunia....




  © Blogger template 'Personal Blog' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP