Diakui memang untuk Kabupaten Natuna yang berada ditengah laut dan sangat jauh dari pulau-pulau lainnya mempunyai tantangan tersendiri. Hal ini tentu mengharuskan kita berpikir, sektor apa yang paling memungkinkan pengembangannya dalam waktu yang relatif singkat dan di masa yang akan datang tidak akan habis-habisnya.
Kajian yang telah dilakukan menghasilkan lima komoditi kompetensi inti industri daerah Natuna yakni meliputi : Perikanan olahan, cengkeh, karet, kelapa. dan rotan. Kelima komoditi ungulan Natuna tersebut dihasilkan pada pembahasan hari pertama. Pada Pembahasan hari kedua diciutkan menjadi tiga kompetensi inti industri daerah Natuna yaitu, perikanan olahan , cengkeh dan karet, ketiga unggulan Kabupaten Natuna ini mempunyai karakateristik yang kuat terhadap kehidupan ekonomi masyarakat. Pembahasan hari ketiga dilanjutkan dengan menghasilkan dua kompetensi inti inustri daerah yakni perikanan olahan dan karet. Kedua sektor ini dianggap sangat menjanjikan untuk penngembangan inti industri daerah Kabupaten Natuna. Dari kedua sektor ini dibahas lagi dan dipilih lagi sektor yang dapat memberikan gambaran industri yang bisa dikembangkan dalam waktu relatif singkat sesuai dengan tahapan kemampuan masyarakat dan daerah.
Sebagai final kajian pengembangan kompetensi inti industri daerah, maka sektor perikanan dan olahnya mendapat skore tertinggi dalam kajian ini. Sektor ini diakui memang mempunyai kelebihan, diantaranya dapat diaplikasikan dengan pengembangan industri yang berbasis rumah tangga, yang merupakan cikal bakal pengembangan sektor industri dalam skala menengah dan besar khususnya di Kabupaten Natuna.
(Kajian Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah 2008 yang dilaksanakan di Ranai Kab. Natuna)
3 komentar:
huhuhuh....tergerak hati juge untuk mengomentari produk unggulan daerah yang dalam tulisan ini kompetensi inti industri daerah. Kalo saye lebih cocok disebut produk unggulan daerah.
Saya sangat setuju jika produk olahan hasil laut menjadi produk utama, yang jadi pertanyaan saye, kenape produk yang kedua malah KARET? ini sangat mengherankan buat saye. Saye lebih Produk berbahan baku kelapa, selanjutnya cengkeh. Kite tau bahwa daerah pulau tujuh terkenal juge penghasil kopra dan cengkehnye...Bagaimana pak eko?
pak raje, kajian ini dah selesai, kenape karet tak cengkeh ato kelapa...semua unggululan ini bisa diakhiri dengan industri hilir apabila semua sudah ada..akan atapi sektor perikanan oahnan dalam upaya ke industri bisa dilakukan oleh masyakat dalam jangka waktu yang relatif singkat, bahkan industri rumah tangga dapat berkembang dengan leluasa tanpa harus menunggu investasi yang memakan cost yang besar, cednkeh misalanya..komoditi ini siapa yang tidak tahu khususnya masyarakat Pulau Tujuh, akan tetapi muara dari komoditi ini tentu lebih epat ke industri rokok yang notabenenya ada di Pulau Jawa.Lau kenapa karet mendapat posisi kedua? karet tidak serumit cengkeh dalam muara industrinya..apalagi industri dalam skala kecil pun bisa dikembangankan, akan tetapi tetap butuh cost yang tidak sedikit....jadi pemilihan ini lebih dhadapkan pada muara sektor unggulan inti daerah yang sudah dikaji. gitu loh...salam buat teman-teman di Bandung..kemarin arisan banyak yang dtg lho..
suuuuuubhanallaaaaaaah..... memang natuna merupaka daerah yang memiliki potensi alam yang berlimpah,dan saye sangat amat setuju ape bile sektor perikanan yang menjadi prioritas hal ini menimbang luas lautan lebih luas dari pada luas daratan yang ada di natuna akan tetapi bukan berarti mengabaikan sektor lain seperti perkebunan dan lain lain,memang betul kabupaten natuna mempunyai tantangan tersendiri dalam membangun daerahnya hal ini di karenakan jarak antara kec.dengan kab. di pisahkan oleh laut,akan tetapi buka suatu alasan untuk menjadikan pembangunan natuna tidak merata,tentunya pemerintah harus lebih jeli melihat kebutuhan masyarakat secara keseluruhan,bukan masyarakat yang berada di sekitar natuna saja,tetapi juga masyarakat yang berada di kecamatan lainnya yang sangat jauh dari natuna,hal ini di kerenakan karakter sosial masyatakat antara kec. tentunya berbeda walaupun memang laut menjadi mata pencarian masyarakat pada umumnya,dalam kebijakan sendiri tentu mengenal input,proses,uotpu,impac.apakah inputnya sudah mencakup aspirasi masyarakat secara keseluruhan tidak hanya sebatas masyarakat yang berada di sekitar natuna saja.apakah observasi yang di lakukan benar-benar akurat dengan kondisi di lapangan, sudah sesuai dengan kebutuhan masyrakat,apakah cocok untuk karakteristik masyarakat.jangan sampai kebijakan pemerintah hanye untuk kepentingan individu yang bersangkutan,hal ini terlihat ketike program pemerintah mengalami stagnan,tidak tepat sasaran.memang secara konseptual sektor perikanan merupakan sektor yang bisa di rasionalisasikan untuk di jadikan unggulan industri natuna. seperti yang bapak katekan natuna mempunyai kekayaan alam yang berlimpah,minyak,gas,laut darat,akan tetapi pembangunan belum merata.baik secara fisik maupun nonfisik,lebih terfokus di natuna,terkadang kite terbius dengan kelimpahan potensi yang kite miliki sehingga kite lopak untuk melihat masyarakat kite apakah sudah sejahtera...... pembangunan di tingkat desa menjadi terhambat ketika ADD belum di terima sepenuhnya oleh kepale desa. dengan kekayaan potensi alam yang besar sangat riskan ape bile itu semue terjadi menimpa masyarakat kite. saye pun ndok tau dimane konsletnye ape masyarakat kurang responsif terhadap pemerintah ape pemerintah kurang transparan???? saye cume sedih melihat patologi birokrasi,anomali semakin marak terjadi di daerah kite,kite sebagai masyarakat yang menanggung impac die,tapi tdk bise berbuat ape-ape? saye sempat terpikir bagaimane kalau KPK turun ke natuna????? subhanallah........
Posting Komentar