Bagi teman-teman yang tumbuh sebagai anak-anak era tahun 80-an, tepatnya tahun 1984 pasti tahu dengan cerita unik di kampung kita sedanau( sekarang sudah kota). Pada waktu itu melihat sesuatu yang bisa terbang sangatlah jadi perhatian dan mengundang ingin tahu . Jangankan pesawat, Honda ( sebutan kendaraan roda dua walaupun merknya berbeda) saja merupakan barang yang sangat mewah, hanya beberapa orang saja yang punya. Pengalaman saya kalau lagi diajak jalan-jalan sama apak ( Orang tua laki,red) pasti banyak anak-anak yang ikut dibelakang, kadang-kadang mereka bebonton( gantungan di belakang motor). Pokoknya siapa saja yang naek honda jadi perhatian pada waktu itu. Nah kejadian yang sama terjadi juga pada kedatangan sebuah helikopter. Setelah berputar-putar 2 atau 3 kali di atas pulau Sedanau, orang-orang mendongak kepala melihat datangnya suara gemuruh, lalu ada yang berkata " heli inggop kat padong bal yow...! song kite gi nong..!. Dalam waktu bersamaan orang-orang ( kecik beso ) dari berbagai penjuru pinyong, lemis, panas, karang kashmir, pelanta laot, genting belarian ke arah lapangan bola Balau. Untuk masyarakat genting dan sapak tentu tidak terlalu kesoi ( penat, capek) berlari karena mereka dekat padong bal. Akan tetapi orang dari aek botu, lemis, dan pinyong tentu berjuang mati-matian untuk sampai di padong bal, orang pinyong tentu kekau benu karena harus mendaki bukit ( jalan ke pinyong pada waktu itu bertebing dan sekarang pun masih bertebing, dan dianggap kampung yang paling jauh dari keramaian kota), dan orang-orang dari aek botu dan lemis pula, kadang-kadang mereka tertabrak taik kamai ( semacam gundukan bekas galian ketam air rawa ) karena sewaktu berlari mata mereka melihat ke pucok ( atas ), kalau telanggo ( nabrak ) yang licak masih lumayan, akan tetapi yang sudah keras bagai batu, pasti tegheboh ( tersungkur ) dan luka di lutot, belum lagi ada yang kehilangan selipa ( sandal ), selipa tertinggal sebelah dalam gundukan taik kamai yang masih licak-licak salah. Dan akhirnye sampai di SD 1 ( SD paling top pada waktu itu ), lalu orang yang tue-tue ngabo" kitak pegong kuat-kuat pago Sd tuk, antek pas kipas helikopter beputa kitak tenaek kenak angen kipas heli tuk" ( orang tue mengingatkan). Dengan pandangan takjub mereka melihat makhluk heli yang hebat benu dopat teghebong( hebat sekali bisa terbang ). Lalu dari dalam heli muncul orang yang berlainan kulit dengan kita-kita. " ughang barat taak ee tuk hoo". Pandangan kembali takjub melihat orang eropa ( ndok tau dari negara mone), karena selama ini mereka cuma dilihat di Tepi ( TV ) umah bong wahab untuk kawasan aek botu. Kat panas umah yah rin mungkin yang baru punya Tepi. Setelah beberapa menit ( sekitar 15 menit ) helikopter terbang lagi. Orang-orang pun ber dada ria. Maka bubarlah orang yang dalam sekejab dikumpulkan oleh kedatangan heli dengan inisiatif sendiri ( ndok isek perintah dari camat untuk gi nong heli inggop). Tapi apa lacur, ade orang dari aek botu yang baru tiba di simpang sapak, mereka kecewa heli sudah terbang , tak sempat melihat, nafas sudah ngos-ngosan. Dan bagi yang melihat dan tesusong ( berpapasan ) yang terlambat tiba di padong bal, langsung beso buol ( macam die sughang meghenong ). Naah bagi teman-teman blogger yang tahu kondisi pada waktu itu, beghik komen lah...( cerita ini berdasarkan pengalaman penulis dan menangkap apa yang terjadi pada waktu itu).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
kawan gok you, lihat heli yang dakat rase2 pas kawan di sedonao. waktu tok kelas 3 SD....betuah gok dapat kenak angen die waktu nak terbang. Waktu itu holikopter puma dan satu lagi helikopter mbe ye lupa, yang tau cume dari matak....
Awan ingat gok tentang heli gi Sedanau duluk de. Cuman awan ndok ikut ngejo sampai ke padong bol nun. Liat heli puta-puta Sedonou jok lah suke nu. Jadi Ko, sekarang awak kalau liat heli mendarat masih bekukot kat pago ke? Ndok sah lah ye, sekarang bodon awak kan lah beso jadi kuat nahan kibos kipas heli. Hehehe...
Posting Komentar