Pengembangan industri anyaman tikar Natuna yang sudah begitu populer dimasyarakat Natuna, kini mulai melirik potensi ke arah fashion. Wacana pengembangan motif anyaman tikar yang ditranfer ke kain kini mulai di pikirkan. Sebagi produk unggulan diversifikasi anyaman pandan yang sudah melalui tahap proses yang sudah lebih baik, dari hanya pembuatan tikar biasa dengan motif beragi sampai dengan motif yang sudah dikenal oleh masyarakat Natuna seperti Motif Bunga Matahari dan Motif Rabun 13 Bunga Cengkeh , dilanjutkan dengan proses pemintalan untuk pembuatan tali pandan sebagai bahan utama pembuatan produk yang berbahan baku pandan.
Wacana pengembangan motif tikar Natuna menjadi corak batik khas Natuna sudah lama digagas, akan tetapi penerapannya perlu dikaji lebih mendalam. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi terbentuknya sebuah produk baru dengan menggunakan motif tikar Natuna perlu diperhatikan. Apalagi proses penenunan tidak bisa dilakukan di Natuna tetapi melalui pemesanan alias penempahan. Hal ini akan menjadi suatu pertimbangan karena kita boleh saja memmiliki corak batik dengan berbagai motif tikar yang kita punya tetapi kita tidak bisa menenun. Faktor ini wajar saja karena budaya menenun memang tidak ada di Natuna.
Adapun dasar wacana ini bermula dari pemakainan batik yang sudah mulai membudaya di instansi pemerintah maupun swasta sebagi upaya pelestarian batik dan upaya mendukung bahwa batik adalah warisan bangsa indonesia. Hanya dalam perkembangannya pakem batik yng sudah dikenal perlu diimprove dengan corak yang mencirikan tiap daerah. Hal ini berguna agar pemakaian batik dengan corak kedaerahan menimbulkan rasa kecintaan akan daerah dan memperkaya khasanah batik tanah air. bagaimanan menurut anda dengan wacana ini?
Wacana pengembangan motif tikar Natuna menjadi corak batik khas Natuna sudah lama digagas, akan tetapi penerapannya perlu dikaji lebih mendalam. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi terbentuknya sebuah produk baru dengan menggunakan motif tikar Natuna perlu diperhatikan. Apalagi proses penenunan tidak bisa dilakukan di Natuna tetapi melalui pemesanan alias penempahan. Hal ini akan menjadi suatu pertimbangan karena kita boleh saja memmiliki corak batik dengan berbagai motif tikar yang kita punya tetapi kita tidak bisa menenun. Faktor ini wajar saja karena budaya menenun memang tidak ada di Natuna.
Adapun dasar wacana ini bermula dari pemakainan batik yang sudah mulai membudaya di instansi pemerintah maupun swasta sebagi upaya pelestarian batik dan upaya mendukung bahwa batik adalah warisan bangsa indonesia. Hanya dalam perkembangannya pakem batik yng sudah dikenal perlu diimprove dengan corak yang mencirikan tiap daerah. Hal ini berguna agar pemakaian batik dengan corak kedaerahan menimbulkan rasa kecintaan akan daerah dan memperkaya khasanah batik tanah air. bagaimanan menurut anda dengan wacana ini?
2 komentar:
Ikut nimbrung ya abang,
dari Mansur Mashuri
Cp. 081328042283
Ternyata tikar Natuna memiliki nama motif tersendiri ya... bisa di post tidak ya gambar sekaligus keterangan motifnya. Soalnya saya ingin memasarkan tikar natuna melalui online tp kurang faham nama motifnya, trimakasih,,, Dari www.malayoenique.com
Posting Komentar